Profil Desa Binangun

Ketahui informasi secara rinci Desa Binangun mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Binangun

Tentang Kami

Profil Desa Binangun, Karanggayam, Kebumen. Wilayah subur di tepi Sungai Luk Ulo dalam kawasan Geopark Karangsambung-Karangbolong. Dikenal dengan pertanian lahan basah dan potensi ekonomi dari sumber daya alam sungai yang melimpah.

  • Lokasi Strategis di Tepi Sungai Luk Ulo

    Keberadaannya di sepanjang aliran Sungai Luk Ulo menjadi ciri geografis utama yang menopang sektor pertanian lahan basah (sawah) dan membuka potensi ekonomi dari sumber daya pasir dan batu.

  • Perekonomian Berbasis Pertanian dan Sumber Daya Alam

    Ekonomi masyarakat ditopang oleh dua pilar utama, yaitu pertanian padi di sawah irigasi dan kegiatan penambangan pasir dan batu (galian C) di sepanjang aliran sungai.

  • Tantangan Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan

    Menghadapi tantangan ganda dalam mengelola potensi ekonomi dari sungai sekaligus memitigasi risiko bencana banjir dan dampak lingkungan dari aktivitas penambangan.

XM Broker

Desa Binangun, yang terletak di Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen, merupakan sebuah etalase kehidupan masyarakat yang bersimbiosis erat dengan salah satu arteri geologis terpenting di Jawa Tengah, yakni Sungai Luk Ulo. Berbeda dengan desa-desa tetangganya di Karanggayam yang didominasi topografi perbukitan terjal, Binangun dianugerahi bentang alam yang lebih landai di sepanjang daerah aliran sungai. Karakteristik ini menjadikan Desa Binangun sebagai lumbung pangan agraris sekaligus pusat aktivitas ekonomi yang memanfaatkan sumber daya alam sungai. Sebagai bagian dari Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong, desa ini menyajikan potret dinamis tentang pemanfaatan potensi, pengelolaan sumber daya dan tantangan pembangunan berkelanjutan di tepian sungai bersejarah.

Geografi, Wilayah, dan Peran Vital Sungai Luk Ulo

Secara geografis, Desa Binangun menempati posisi yang unik di Kecamatan Karanggayam. Wilayahnya cenderung lebih datar karena merupakan dataran aluvial yang terbentuk dari endapan sedimen Sungai Luk Ulo selama ribuan tahun. Keberadaan sungai ini bukan hanya sebagai batas administratif, tetapi menjadi sumber kehidupan yang mendefinisikan hampir seluruh aspek kehidupan di desa, mulai dari kesuburan tanah, sumber irigasi, hingga sumber material alam.Berdasarkan data administrasi wilayah, Desa Binangun memiliki luas sekitar 3,11 kilometer persegi (km2). Dengan wilayah yang relatif tidak seluas desa perbukitan lainnya, pemanfaatan lahannya sangat intensif untuk pertanian. Adapun batas-batas wilayah Desa Binangun adalah sebagai berikut:

  • Berbatasan dengan Desa Karanggayam

  • Berbatasan dengan Desa Gunungsari

  • Berbatasan dengan Kecamatan Karanggayam dan Kecamatan Sempor

  • Berbatasan dengan Desa Logandu

Sungai Luk Ulo yang membelah atau mengitari wilayah desa membawa berkah berupa kesuburan tanah yang luar biasa untuk pertanian sawah, namun di sisi lain juga membawa potensi risiko bencana hidrometeorologi, terutama banjir saat musim penghujan. Pengelolaan daerah aliran sungai menjadi isu krusial yang menentukan masa depan ekologis dan ekonomis Desa Binangun.

Demografi dan Corak Sosial Masyarakat Tepi Sungai

Menurut data kependudukan per tahun 2025, Desa Binangun dihuni oleh sekitar 3.145 jiwa. Dengan luas wilayah 3,11 km2, desa ini memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi, mencapai sekitar 1.011 jiwa per kilometer persegi, mencerminkan konsentrasi pemukiman di lahan yang subur dan produktif.Corak masyarakat Desa Binangun dibentuk oleh profesi utama mereka yang terbagi menjadi dua kelompok besar: petani dan penambang/pengumpul material sungai. Sebagian besar warga menggarap lahan sawah yang terhampar luas, menanam padi sebagai komoditas utama. Aktivitas pertanian ini menciptakan ikatan sosial yang kuat melalui sistem irigasi, jadwal tanam bersama, dan tradisi gotong royong saat musim panen. Kelompok lainnya menggantungkan hidup pada potensi Sungai Luk Ulo, bekerja sebagai penambang pasir dan batu tradisional, sopir truk pengangkut material, atau buruh terkait lainnya. Dinamika sosial di desa ini sangat dipengaruhi oleh kedua sektor tersebut, yang terkadang menimbulkan dialektika terkait pemanfaatan sumber daya alam antara kepentingan pertanian dan penambangan.

Pilar Ekonomi: Pertanian Sawah dan Potensi Galian C

Perekonomian Desa Binangun berdiri di atas dua pilar utama yang sama-sama kuat dan saling berkaitan dengan Sungai Luk Ulo.Pilar pertama dan yang paling fundamental adalah sektor pertanian lahan basah. Berkat pasokan air irigasi yang melimpah dari sungai, lahan sawah di Binangun sangat produktif dan mampu panen padi dua hingga tiga kali dalam setahun. Desa ini berperan sebagai salah satu lumbung pangan penting di tingkat kecamatan. Selain padi, petani juga menanam palawija seperti jagung dan kedelai saat jeda musim tanam padi untuk memaksimalkan produktivitas lahan.Pilar kedua yang memberikan dampak ekonomi signifikan adalah pemanfaatan sumber daya alam sungai, khususnya material pasir dan batu (sering disebut galian C). Sungai Luk Ulo secara alami membawa material vulkanik dan batuan dari hulu yang kemudian mengendap di sepanjang alirannya di wilayah Binangun. Aktivitas penambangan, baik yang dikelola secara tradisional oleh masyarakat maupun oleh usaha yang lebih terorganisir, menjadi sumber pendapatan penting dan menciptakan lapangan kerja non-pertanian. Material dari Binangun dikenal memiliki kualitas yang baik dan banyak dicari untuk kebutuhan proyek konstruksi di wilayah Kebumen dan sekitarnya.

Tantangan Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan

Di balik potensi ekonominya yang besar, Desa Binangun menghadapi tantangan yang tidak ringan. Ketergantungan pada Sungai Luk Ulo menempatkan desa ini pada posisi yang rentan. Risiko banjir bandang saat curah hujan ekstrem di hulu menjadi ancaman nyata yang dapat merusak lahan pertanian dan pemukiman warga. Oleh karena itu, program normalisasi sungai, penguatan tanggul, dan sistem peringatan dini banjir menjadi kebutuhan yang sangat mendesak.Tantangan lainnya datang dari aktivitas penambangan pasir dan batu. Jika tidak dikelola dengan prinsip-prinsip keberlanjutan, penambangan yang berlebihan dapat menyebabkan degradasi lingkungan yang serius, seperti erosi tebing sungai (longsor), penurunan dasar sungai yang merusak ekosistem, serta kerusakan infrastruktur jalan akibat lalu lintas truk-truk bermuatan berat. Menemukan titik keseimbangan antara manfaat ekonomi dari galian C dan kelestarian lingkungan sungai adalah pekerjaan rumah terbesar bagi pemerintah desa dan seluruh pemangku kepentingan di Desa Binangun.

Infrastruktur dan Aksesibilitas Desa

Sebagai desa yang berada di dataran yang relatif lebih mudah dijangkau, kondisi infrastruktur dasar di Desa Binangun umumnya lebih baik dibandingkan desa-desa di puncak perbukitan. Akses jalan utama yang menghubungkannya dengan pusat kecamatan dan jalan raya kabupaten dalam kondisi yang cukup baik dan menjadi jalur ekonomi yang vital, terutama untuk transportasi hasil pertanian dan material galian.Jaringan listrik dan telekomunikasi juga telah menjangkau seluruh wilayah desa dengan cukup merata. Fasilitas umum seperti sekolah dasar, tempat ibadah, dan balai desa tersedia dan berfungsi sebagai pusat kegiatan masyarakat. Prioritas pembangunan infrastruktur ke depan lebih terfokus pada pemeliharaan jalan lingkungan, perbaikan dan perluasan jaringan irigasi untuk sawah, serta pembangunan tanggul pengaman banjir di titik-titik rawan sepanjang aliran Sungai Luk Ulo.

Visi Masa Depan: Menuju Desa Tepian Sungai yang Tangguh dan Sejahtera

Visi pengembangan Desa Binangun di masa depan harus diarahkan pada terwujudnya sebuah desa yang tangguh, sejahtera, dan berkelanjutan. Ketangguhan berarti kemampuan masyarakat dan ekosistem desa untuk beradaptasi dan memitigasi risiko bencana banjir. Kesejahteraan dicapai melalui optimalisasi sektor pertanian yang modern dan produktif, serta pengelolaan sektor penambangan yang bertanggung jawab dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat lokal.Langkah strategis yang perlu diambil meliputi penerapan teknologi pertanian yang lebih efisien, diversifikasi usaha di luar pertanian, dan yang terpenting, penyusunan regulasi desa (Perdes) yang mengatur tata cara penambangan yang ramah lingkungan. Dengan kolaborasi antara pemerintah desa, masyarakat, dan pihak terkait, Desa Binangun memiliki potensi besar untuk tidak hanya menjadi pusat ekonomi di tepian sungai, tetapi juga menjadi contoh percontohan pengelolaan sumber daya alam sungai yang seimbang dan berkelanjutan.